價格:免費
更新日期:2019-07-23
檔案大小:16M
目前版本:1.0.1
版本需求:Android 4.1 以上版本
官方網站:mailto:muhammadallatifah@gmail.com
Email:https://docs.google.com/document/d/1TVju8zkWi2IGmhqVgAtEtAEcNQZn54FjmzGKOM6x2_0/edit?usp=sharing
Contohnya lagu:
________________________
TA’SIS NAHDLATUL WATHAN
Antiya pancor biladi (Wahai Pancor, Engkaulah negeriku)
Antu’unwanul kamali (Engkau-lah lambang kesempurnaan)
Kullumayya’tiki yauma (Setiap orang yang berkunjung padamu)
Zairon yalkon nawali (Berziarah untuk memperoleh barakah)
Yabani wathani yajiddu (Wahai bangsaku, bangkitlah ! jangan terlena !)
Wasyharu tulallayali (Dan berjagalah sepanjang malam !)
Wathani ruhi fida’u (Oh negeriku, jiwaku adalah tebusan bagimu)
Lakimingkulli dholali (Dari setiap kesesatan)
Ayyuhal Islamu syukro (Wahai umat islam, syukurilah (segala nikmat Allah) !)
Innakum ahlul ma’ali (Sesungguhnya kalian adalah ahli-ahli kebajikan)
Jarridul ‘izza li idro (Tetapkanlah keperkasaan itu)
Kilkamali wal ‘amali (Untuk mencapai cita dan kemenangan)
Hadzihi madrosatul ‘iz (Inilah Madrasah nan jaya, lambang kesempurnaan)
Ziwaun wanul kamali (Tiap orang yang memenuhi panggilannya)
Kullumallabbamu nadi (Baginya tiada penyesalan dan kebodohan)
Hafala yahsyal wabali
________________________
Ini.
Sangat sedih.
Ya beliau, Bapak Maulana Syaikh agaknya terasa pedih, risih dan tersapih tak berpamrih yang begitu berlabu kelu waktu lalu itu. Beliau hanya tidak habis hulu, kok bisa-bisanya beliau diusir dari desa kelahirannya, desa yang akan beliau perjuangkan dengan tindih keluh penuh.
Seolah-olah beliau ingin bertumpah pasrah: “Wahai desaku pancor, aku ini yang akan meperjuangkanmu, aku ini yang rela berduka nestapa untukmu, aku ini yang akan memberikan jiwa raganya unttukmu, aku ini yang kelak akan membuatmu menjadi jaya gempita, tapi apa rasa sehingga engkau menitipkan sembilu yang takku mau jua?”
Bahkan beliau berlirih bahwa antara menjadi imam Masjid dan membagun Madrasah itu bagaikan Fardu Kifayah & Fardu ‘Ain, sebuah satu kesatuan yang terasa mustahil untuk beliau lepaskan. Berminggu-minggu bulan lamanya, berkilo-kilo jaraknya, beliau tempuh bersama murid-murid beliau untuk merasakan shalat jum’at di Labuhan Hajji. Sabar dan tegar tetap beliau lintarkan sehingga akhirnya terukirlah lagu “Antia Pancor” sebagai pengenang bimbang yang pernah menjalang di jalan pintang kisah petang beliau agar bisa beliau dan orang-orang kenang bahwa jiwa dan semangat juang beliau bak gemitang tak berlekang pantang.
PENTING:
-Kami tidak ada kuntungan material SEDIKITPUN dalam aplikasi ini.
-Jika kemasukan iklan, itu adalah keterbatasan kami dalam memprongrams karena butuh 25 Dollar untuk menghilangkan iklannya secara total, jadi mohon dimengerti jangan sampai gagal paham.
-Insaalloh versi selanjutnya akan lebih kami sempurnakan lagi, maka dari itu matikan data internenya saat menggunkan aplikasi ini.
-Semoga bermanfaat dan dapat mendatangkan ketaan kepada Alloh SWT.